KHADIJAH BINTI KHUWAILID ra: Wanita Teragung se-Jagat Raya #RangkumBuku

By chikitadinda - 00.00

Dari ibunda Khadijah ra. wanita muslimah bisa meneladani. Perjalanan hidupnya merupakan bekal perjalanan menuju kesucian, kehormatan, kemurahan hati, pengorbanan, dan persembahan. Semoga Allah meridhoinya dan memberikan keridhoan kepadanya, dan menjadikan surga Firdaus sebagai persinggahan terakhirnya. Amiiinnn.



Ada beberapa poin yang dapat kita sebagai muslimah jadikan teladan dari sifat-sifat ibunda Khadijah ra., yaitu:

1. Rela mengorbankan hartanya untuk membiayai kehidupan Rasulullah saw dengan mengendalikan perniagaannya sendiri
Khadijah ra. senantiasa berusaha menyediakan setiap sarana yang dapat memberi ketenangan dan kesenangan kepada Rasulullah saw. Jika beliau mengisyaratkan sesuatu, maka Khadijah akan segera memenuhinya dengan senang hati dan tanpa sungkan. Khadijah tidak pernah ragu merelakan hartanya. Ia juga selalu berusaha menyukai dan menghormati orang-orang yang menyukai suaminya, sehingga membuat hati suaminya sangat bahagia dan senang.

2. Seorang wanita yang memiliki garis keturunan terhormat dan kaya raya, serta memiliki pikiran yang matang dan cerdas
Khadijah ra. menjatuhkan pilihannya kepada Rasulullah saw sebagai suaminya. Saat itu, beliau adalah seorang lelaki miskin sedangkan dirinya adalah wanita kaya raya yang didambakan tokoh-tokoh Quraisy. Namun Khadijah ra. menolak mereka. Penolakannya berdasarkan kebijaksanaan dan kematangan pikirannya bahwa kesempurnaan jati diri seorang laki-laki, kemuliaan hati, dan kebaikan sifatnya jauh lebih utama daripada kekayaan materi dan benda yang hanya bersifat sementara.

3. Dermawan, pemurah, dan mengutamakan orang lain
Khadijah ra. menyukai segala sesuatu yang disukai suaminya dan berusaha sekuat tenaga dapat membahagiakan hati suaminya. Ketika suaminya memutuskan mengasuh sepupunya, Ali bin Abi Thalib, Khadijah ra. menyambutnya dengan hati yang lapang dan penuh kasih sayang. Begitu pula ketika Khadijah ra. merasa bahwa suaminya sangat menyukai Zaid bin Haritsah, maka ia segera menghibahkan Zaid kepadanya. Sikap seperti ini yang membuat kedudukan Khadijah ra. semakin tinggi dihati Rasulullah saw.

4. Seorang wanita gigih, berwawasan luas, suka nilai-nilai religius, kebersihan, dan kesucian
Jibril menyampaikan kabar gembira bahwa Khadijah ra. mendapat sebuah rumah dari bambu tanpa berisik dan tidak melelahkan di surga (Muttafaq 'alaih*)

*As-Suhaili berkata, "Ketiadaan dua sifat diatas, yakni suara gaduh dan kelelahan, sangat sesuai dengan keadaan Khadijah ra. Karena saat Rasulullah saw mengajaknya memeluk Islam, ia menerimanya dengan sukarela, tanpa menunjukkan bantahan atau protes tidak pula merasa lelah. Bahkan ia berusaha menghilangkan beban berat Rasulullah saw. Memberinya ketenangan dan meringankan seluruh kesulitannya. Dengan demikian tidak heran jika tempat tinggal yang disediakan Allah swt di surga memiliki sifat sesuai dengan perbuatannya di dunia."

*Diriwayatkan oleh Bukhari, no 3820, kitab Al-Manaaqib, bab "Tazwiijun Nabi saw. Khadijah Fadhluhaa radhiyallah 'anhaa", dan Muslim, no 2432, kitab Fadhaa'ilush Shahaabah, bab "Fadhaa'il Khadijah Ummul Mukminiin -radhiyallah ta'aalaa 'anha".

5. Memiliki sifat lembut, penuh kasih sayang, dan keimanan yang mendalam
Setalah turunnya wahyu pertama di Gua Hira, Rasulullah saw langsung pulang kerumahnya dengan perasaan berkecamuk tak menentu. Khadijah ra. menenangkan Rasulullah saw saat gelisah, memberinya kenyamanan saat lelah, mengingatkan segala kebaikan yang selama ini dilakukan Rasulullah saw, menegaskan kepadanya bahwa orang-orang baik sepertinya mustahil akan dihinakan oleh Allah swt dengan peristiwa semacam itu.

Kalimat Penenang Yang Ia Ucapkan

Setelah turunnya wahyu pertama di Gua Hira, Rasulullah saw langsung pulang kerumahnya dengan perasaan berkecamuk tak menentu. Khadijah ra. menenangkan Rasulullah saw saat gelisah, memberinya kenyamanan saat lelah, mengingatkan segala kebaikan yang selama ini dilakukan Rasulullah saw, menegaskan kepadanya bahwa orang-orang baik sepertinya mustahil akan dihinakan oleh Allah swt dengan peristiwa semacam itu.

Kita dapat merenungkan kalimat-kalimat yang indah dan penuh dengan kilauan cahaya yang keluar dari lisan Khadijah ra.

  1. Khadijah ra. mengawali pernyataannya dengan mengatakan,

    "Engkau selalu menyambung hubungan silaturahmi." Disini seakan-akan Khadijah ra. ingin mengatakan, "Wahai Abul Qasim, engkau selalu menjaga hubungan baik dengan kaum kerabat; mendekatkan yang jauh dan merapatkan hubungan yang renggang, membersihkan hati dari kebencian. dan menananmkan kehangatan dan kasih sayang. Semua itu merupakan sifat-sifat mulia yang dapat memperkuat ikatan-ikatan cinta diantara sesama keluarga dan mengumpulkan hati dalam kebersihan dan kasih sayang. Menjaga hubungan silaturahmi adalah salah satu sifat dasarmu yang sangat mulia."

  2. Kalimat berikutnya yang diucapkan oleh Khadijah ra. adalah,

    "Engkau selalu jujur dalam berbicara." Disini seakan-akan Khadijah ra. ingin mengatakan, "Engkau adalah orang yang selalu jujur dan kata-katamu dipercaya. Berbicara jujur adalah perangaimu. Jika engkau mengatakan sesuatu, maka semua yang ada di bumi ini akan mengatakan, 'Engkau benar.' Wahai Abul Qasim, perkataanmu benar dan seluruh kaummu (dengan segala keburukannya) memberimu julukan Al-Amin (orang yang dipercaya). Mereka memberi julukan ini karena mengakui bahwa engkau memiliki sifat ini, yakni selalu jujur dalam berbicara. Mereka bersaksi kepada diri sendiri saat mengatakan, 'Kami tidak pernah mendapatimu berbohong.' "

  3. Kalimat berikutnya yang diucapkan oleh Khadijah ra. adalah,

    "Engkau selalu meringankan beban orang yang susah." Disini seakan-akan Khadijah ra. ingin mengatakan, "Engkau selalu meringankan beban orang yang susah. Melepaskan penderitaan orang lemah yang terimpit sepanjang siang dan malam. Jiwamu yang mulia dan hatimu yang penyayang tidak senang bila melihat orang lemah yang begitu berat memikul penderitaan hidup. Engkau menyantuninya sehingga membuat jiwanya hidup dan harapannya tumbuh kembali."

  4. Kalimat berikutnya yang diucapkan oleh Khadijah ra. adalah,

    "Engkau membantu orang yang lemah." Disini seakan-akan Khadijah ra. ingin mengatakan, "Wahai Abul Qasim, sesungguhnya engkau selalu membantu orang yang lemah dengan kedermawanan dan kepedualianmu. Allah swt menciptakanmu dengan watak yang pemurah. Engkau adalah orang yang paling dermawan. Bahkan kedermawananmu lebih baik daripada angin yang membawa berkah."

    *Kedermawanan Rasulullah saw adalah di jalan Allah swt untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Beliau sendiri memilih gaya hidup orang-orang miskin, sehingga tidak jarang istri-istrinya tidak dapat memasak selama sebulan atau dua bulan, bahkan beliau sering mengikat perutnya dengan batu untuk menahan rasa lapar.
    *Al-Muwaahib Al-Laduniyyah, vol. 2 hlm. 372

  5. Kalimat berikutnya yang diucapkan oleh Khadijah ra. adalah,

    "Engkau selalu menghormati tamu." Disini seakan-akan Khadijah ra. ingin mengatakan, "Wahai Abul Qasim, sesungguhnya Allah tidak mungkin hendak menghinakanmu, karena sifat suka menghormati tamu merupakan keutamaan yang agung. Pengaruh sifat ini sangat besar dalam menarik simpati manusia dan menawan hatinya, terutama di lingkungan Arab yang tidak banyak memiliki sumber dan sarana penghidupan karena tempat tinggal mereka dikelilingi padang pasir, gunung tandus, lembah, dan padang ilalang.

  6. Kalimat berikutnya yang diucapkan oleh Khadijah ra. adalah,

    "Engkau mendukung setiap hal yang mengandung kebenaran." Disini seakan-akan Khadijah ra. ingin mengatakan, "Wahai Abul Qasim, salah satu sifat yang menjadi kelebihanmu adalah suka mendukung kebenaran merupakan keutamaan paling agung dan kemuliaan yang paling luhur karena ia merupakan sumber utama dari segala kebaikan.

"Adakah seorang wanita, selain Khadijah ra. yang sanggup memberikan suasana yang kondusif bagi Rasulullah saw untuk melakukan renungan yang panjang, dan sanggup mengorbankan apa yang dimilikinya (dengan bentuk pengorbanan tingkat tinggi). Sehingga beliau benar-benar siap untuk menerima risalah dari langit?

Adakah seorang istri, selain Khadijah ra. yang dapat menyambut dakwah monumental yang dibawa oleh Rasulullah saw dari Gua Hira seperti ditunjukkan oleh Khadijah? Yakni, menyambutnya dengan penuh kelembutan, kasih sayang, dan keimanan yang mendalam. Ia sama sekali tidak menodai keyakinan atas kejujuran Rasulullah saw dan tidak pula meninggalkan keyakinannya bahwa Allah swt tidak mungkin akan mencelakainya.

Adakah seorang wanita terpandang, kaya raya, hidup mewah dan senang, selain Khadijah ra. yang sanggup kehilangan segalanya yang selama ini dirasakan karena lebih memilih tetap mendampingi suaminya dalam menjalani masa-masa sulit, tetap mendukungnya taan dan intimidasi, demi mempertahankan yang diyakini sebagai kebenaran?

Tidak mungkin. Hanya Khadijah ra. yang mampu melakukannya, karena dialah wanita yang ditetapkan ileh Allah swt untuk mendampingi kehidupan orang yang dipilih oleh-Nya sebagai Nabi. Dialah orang pertama yang memeluk Islam dan Allah swt menjadikannya sebagai sumber perlindungan, ketenangan dan dukungan bagi Rasulullah saw."

Taraajum Sayyidaat Baitin Nubuwwah, hlm 237, Darul kitab Al-'Arabi. Bagian ini dikutip dari buku Nisaa' Ahlil Bait, dengan sedikit perubahan redaksional.


Maka sangatlah benar jika kita meneladani apa-apa yang ibunda Khadijah ra. lakukan dalam menjalani perannya sebagai wanita. Beliau adalah role model yang sangat cocok untuk kaum muslimin. Meskipun perjalanan hidupnya telah berakhir, namun dapat dijadikan kaum muslimin pemahaman begitulah seharusnya menjadi teladan sejati di zaman yang benar-benar telah kehilangan teladan.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa." (Al Qamar: 54-55)


-------
Judul: Sirah Shahabiyah - 35 Sahabat Wanita Rasulullah SAW
Penulis: Mahmud Al-Mishri

  • Share:

You Might Also Like

0 comments