Haloo temen-temen semuanyaa..
Selamat datang di blog gue lagii.
Jadi, karna ada rame-rame soal #gaji8juta anak UI kemaren, gue nge-share beberapa pandangan gue di instastory. Gue bikin polling dan hasilnya banyak dari kalian minta untuk gue share pengalaman kerja lebih lanjut. Dengan hasil poling yang sangat kompetitif, akhirnya dimenangkan oleh bahasan cara dapet kerja sebelum lulus.
Disclaimer:
"Disini gue sharing pengalaman gue pribadi aja yaa. Pengalaman gue yang masih sangat muda dalam urusan kerja. Niatnya cuma buat sharing dan nggak merasa bahwa cara gue paling bener. Harapannya sih semua bisa belajar. Diskusi sangat terbuka buat kalian yang pengen ngobrol soal ini (atau diskusi hal lain) bisa langsung hubungi gue aja yaa."
Sebenernya yang selalu menjadi desire para freshgraduate adalah dapet kerja. Pengennya singkat, kelar skripsi langsung dapet kerja, padahal harus ada usaha ekstra buat mewujudkan itu. Harus ada juga perencanaan karir yang setidaknya jelas untuk benerapa tahun kedepan, meskipun cuma garis besar ya, nggak sedetail itu banget. Ini khusus bagi orang yang nggak punya channel di perusahaan (kayak bokapnya yang punya perusahaannya).
Boro-boro untuk perencanaan karir, buat ngerjain skripsi aja kadang waktu 24/7 itu kurang. Ditambah lagi, semakin banyak jumlah orang lulus di banyaknya perguruan tinggi se-Indonesia, meningkatkan persaingan pencarian kerja yang menjadi alasan kenapa kita susah buat nyari kerja.
Jadi harusnya gimana?
Tapi ini semua hanya rencana ya, gambaran besar aja. Poinnya, kamu harus bikin perencanaan karir beberapa tahun sebelum kamu mengerjakan skripsi. Kalo udah di semester akhir mah kemepetan dan nantinya jadi kurang waktu dan strategi untuk persiapannya.
Tapiiii..
Jangan cuma diplanning aja. Harus di breakdown juga untuk mencapainya, kamu harus ngelakuin apa aja dan segala tetek bengeknya. Sebenernya gue punya templatenya sih ini. Jadi kayak kalian cuma tinggal isi aja gitu. Kalo kalian mau, kalian tulis komen dibawah yaa, nanti gue kasih GRATIS! desain kece dari gue (HAHAHA shombhong)
Misalnya, gue ikutan Ei Lab jadi asdos di divisi marketing, dimana disana juga belajar mengembangkan dibidang content marketing. 2 tahun disana gue ngembangin diri dan belajar untuk bisa nambah skill, sekalian ngumpulin portofolio. Event-event kampus yang gue pilih pun juga yang berhubungan dengan passion. Lomba-lomba startup yang gue ikutin juga yang mengarah ke peningkatan skill yang gue punya.
Gue juga ikutan beberapa project dimana disitu gue punya role lebih untuk mengembangkan skill di medsos. Pernah jadi CMO di startup kolaborasi gue sama anak FILKOM UB. Volunteer jadi content marketing di startup punya temen gue. Setelah gue pikir-pikir, gue nggak pernah nolak untuk belajar dan menggali lagi di bidang ini. Rasanya seru banget.
Tapi, sesekali juga gue ikutin sih acara volunteer yang nggak sejalan. It's okay. Dengan begitu juga bisa jadi indikator kamu sebenernya passion dimana. Gue yakin sih, tiap orang nggak cuma passionate di satu hal.
Gue memanfaatlan waktu liburan untuk magang. Jadi jauh-jauh hari sebelum liburan semester gue udah nge email in/ngehubungin perusahaan/startup buat gue magang (non kampus).
Gue nggak muluk-muluk untuk bisa magang diperusahaan gede, tujuan gue magang adalah untuk belajar. Belajar bisa dimana aja. Gue sempet magang di startup di Batam dan di Jogjakarta.
Sampailah pada titik dimana gue mikir kalo nggak bisa kayak gini terus. Gue harus berubah, lebih baik tentunya. Jadi gue mulai membiasakan diri untuk memulai obrolan sama orang baru, gue menggali dan diskusi biar orang attracted sama gue. Itu nggak mudah lho. Sampai sekarang kadang kalo kebanyakan berinteraksi sama orang lain gue jadi exhausted kok. Asal tau porsi aja sih.
Sering ikutan event-event (yang lagi-lagi) sejalan sama passion. Deketin pematerinya. Ajak foto. Kasih testi di ig story. Karna gue basicnya blogger, gue nulis di blog, review acaranya. Bangun branding dari situ.
*sejujurnya gue juga lagi belajar personal branding kok, nggak jago. Masih butuh banyak belajar.
----------------------------------------------------------------
P.S.
Apakah IPK penting?
Ini yang sering menjadi pertanyaan-pertanyaan mahasiswa. Ada banyak yang gembar gembor IPK itu ga penting, ada juga yang ketakutan bilang IPK itu penting.
Menurut gue?
IPK itu sebagai gerbang awal ekspektasi perusahaan ke kalian. Sama hal nya dengan buku, orang pasti ngelihat sampulnya dulu, disinilah IPK berperan.
Tapi, perusahaan pastinya mempertimbangkan hal-hal lainnya juga. Pas gue ngobrol sama CEO gue tentang pekerjaan gue sekarang ini, gue disuruh bawa CV sama transkrip nilai. Gue melihat bahwa CEO gue sebenernya ngelihat gue dari softskill, kegigihan dan kemauan gue untuk berkembang. Ketika dia ngelihat transkrip nilai gue dan bilang "Wah, selamat ya, lo cumlaude!" sambil berjabat tangan penuh semangat, gue ngelihat wajah CEO gue berbinar seneng. Disitulah dimana gue juga harus bisa bertanggung jawab dengan nilai yang gue dapet selama perkuliahan itu. Dengan ekspektasi tinggi yang muncul, akan semakin besar juga tanggung jawab kalian. Poinnya ada di tanggung jawab.
Mungkin segitu dulu yaa sharing dari gue. Sebenernya dari semua itu tetep rejeki Allah yang mengatur. Poin-poin diatas adalah bentuk ikhtiar yang harus dilakuin semaksimal mungkin. Jangan patah semangat kalau memang nggak sesuai rencana, karna sebenernya perencana terbaik ya cuma Allah. Kalo ditolak 1-2 perusahaan jangan langsung nyerah. Buktiin kalo kamu punya potensi dan bakat dengan perjuangan, semangat dan juga kerja keras. Perusahaan yang tepat dengan posisi yang sesuai potensi dan minat kamu sudah menunggu diluar sana!
Kalian yang freshgraduate atau mahasiswa coba ceritain pengalaman kamu di kolom komentar yaa. Siapa tahu kita bisa diskusi dan bertukar pikiran!~
Good luck.
Selamat datang di blog gue lagii.
Jadi, karna ada rame-rame soal #gaji8juta anak UI kemaren, gue nge-share beberapa pandangan gue di instastory. Gue bikin polling dan hasilnya banyak dari kalian minta untuk gue share pengalaman kerja lebih lanjut. Dengan hasil poling yang sangat kompetitif, akhirnya dimenangkan oleh bahasan cara dapet kerja sebelum lulus.
Disclaimer:
"Disini gue sharing pengalaman gue pribadi aja yaa. Pengalaman gue yang masih sangat muda dalam urusan kerja. Niatnya cuma buat sharing dan nggak merasa bahwa cara gue paling bener. Harapannya sih semua bisa belajar. Diskusi sangat terbuka buat kalian yang pengen ngobrol soal ini (atau diskusi hal lain) bisa langsung hubungi gue aja yaa."
Sebenernya yang selalu menjadi desire para freshgraduate adalah dapet kerja. Pengennya singkat, kelar skripsi langsung dapet kerja, padahal harus ada usaha ekstra buat mewujudkan itu. Harus ada juga perencanaan karir yang setidaknya jelas untuk benerapa tahun kedepan, meskipun cuma garis besar ya, nggak sedetail itu banget. Ini khusus bagi orang yang nggak punya channel di perusahaan (kayak bokapnya yang punya perusahaannya).
Boro-boro untuk perencanaan karir, buat ngerjain skripsi aja kadang waktu 24/7 itu kurang. Ditambah lagi, semakin banyak jumlah orang lulus di banyaknya perguruan tinggi se-Indonesia, meningkatkan persaingan pencarian kerja yang menjadi alasan kenapa kita susah buat nyari kerja.
Jadi harusnya gimana?
#1: Menentukan Career-path
Dari awal (semester 3/4 an) gue mulai berfikir mau berkarir dimana, bidang apa yang gue suka. Mau ngapain setelah lulus kuliah. Nggak langsung nemu juga lho, itu semua melalui perjalanan panjang dan kegalauan tiada tara. Gue pribadi sebenernya ada keinginan untuk lanjut S2 (tapi ini baru kepikiran di semester akhir sih, ketika gue nemuin bahwa gue punya ketertarikan di bidang pendidikan dan gue seneng banget penelitian! Jadi gue nggak cukup waktu untuk nyiapinnya). Tapi kalo untuk biaya pribadi, kuliah S2 keknya belum sanggup. Gue juga nggak mau membebani orang tua untuk itu. Jadilah gue bikin plan A plan B kalo ga ketrima beasiswa harus gimana. Kalo ternyata ketrima harus gimana.Tapi ini semua hanya rencana ya, gambaran besar aja. Poinnya, kamu harus bikin perencanaan karir beberapa tahun sebelum kamu mengerjakan skripsi. Kalo udah di semester akhir mah kemepetan dan nantinya jadi kurang waktu dan strategi untuk persiapannya.
Tapiiii..
Jangan cuma diplanning aja. Harus di breakdown juga untuk mencapainya, kamu harus ngelakuin apa aja dan segala tetek bengeknya. Sebenernya gue punya templatenya sih ini. Jadi kayak kalian cuma tinggal isi aja gitu. Kalo kalian mau, kalian tulis komen dibawah yaa, nanti gue kasih GRATIS! desain kece dari gue (HAHAHA shombhong)
#2: Kembangkan Kemampuan Karir Dengan Kegiatan Se-jalan
Nah, setelah udah nemu (secara samar) kalian passionnya dimana, ingin berkarir dibidang yang mana, kalian ikutin kegiatan diluar kampus yang mendukung pengembangan itu. Gue pribadi yang passionnya di content marketing yang fokusnya ke social media, selalu menerima tantangan di bidang-bidang itu, gue selalu ikutin kegiatan ekstra dimana gue punya role di content marketing dan social media itu.Misalnya, gue ikutan Ei Lab jadi asdos di divisi marketing, dimana disana juga belajar mengembangkan dibidang content marketing. 2 tahun disana gue ngembangin diri dan belajar untuk bisa nambah skill, sekalian ngumpulin portofolio. Event-event kampus yang gue pilih pun juga yang berhubungan dengan passion. Lomba-lomba startup yang gue ikutin juga yang mengarah ke peningkatan skill yang gue punya.
Gue juga ikutan beberapa project dimana disitu gue punya role lebih untuk mengembangkan skill di medsos. Pernah jadi CMO di startup kolaborasi gue sama anak FILKOM UB. Volunteer jadi content marketing di startup punya temen gue. Setelah gue pikir-pikir, gue nggak pernah nolak untuk belajar dan menggali lagi di bidang ini. Rasanya seru banget.
Tapi, sesekali juga gue ikutin sih acara volunteer yang nggak sejalan. It's okay. Dengan begitu juga bisa jadi indikator kamu sebenernya passion dimana. Gue yakin sih, tiap orang nggak cuma passionate di satu hal.
#3: Perbanyak Magang Non-Kampus
Ini yang gue selalu sharing ke temen-temen gue. Harus banyak belajar, terutama sama orang lain (perusahaan/bisnis lain). Dengan begitu kalian bisa lebih banyak belajar untuk meningkatkan skill sekaligus juga untuk memperluas networking.Gue memanfaatlan waktu liburan untuk magang. Jadi jauh-jauh hari sebelum liburan semester gue udah nge email in/ngehubungin perusahaan/startup buat gue magang (non kampus).
Gue nggak muluk-muluk untuk bisa magang diperusahaan gede, tujuan gue magang adalah untuk belajar. Belajar bisa dimana aja. Gue sempet magang di startup di Batam dan di Jogjakarta.
#4: Perluas Networking
Ini paling penting sih, karna gue dapet kerjaan yang sekarang juga karna networking. Gue sebenernya ga punya kemampuan networking yang bagus dan jago. Aslik. Menjadi introvert apatis yang tiba-tiba memaksa diri menjadi orang yang bisa ngomong sama orang itu butuh dorongan yang kuat. Waktu SMA dan kuliah awal-awal gue sampis abis. Boro-boro networking, buat memulai percakapan dengan orang baru aja gue ga bisa.Sampailah pada titik dimana gue mikir kalo nggak bisa kayak gini terus. Gue harus berubah, lebih baik tentunya. Jadi gue mulai membiasakan diri untuk memulai obrolan sama orang baru, gue menggali dan diskusi biar orang attracted sama gue. Itu nggak mudah lho. Sampai sekarang kadang kalo kebanyakan berinteraksi sama orang lain gue jadi exhausted kok. Asal tau porsi aja sih.
Sering ikutan event-event (yang lagi-lagi) sejalan sama passion. Deketin pematerinya. Ajak foto. Kasih testi di ig story. Karna gue basicnya blogger, gue nulis di blog, review acaranya. Bangun branding dari situ.
*sejujurnya gue juga lagi belajar personal branding kok, nggak jago. Masih butuh banyak belajar.
#5: Apply Kerja Sebelum Lulus
Nah, ini yang gue dapet ilmunya dari baca salah satu blog (gue lupa lagi sangking banyaknya artikel yang gue baca tiap hari, shombhong lagi haha). Dulu waktu semester awal-awal gue sempet nemu artikel blog gitu dan dia nyaranin kalo kita harus punya deadline untuk lulus kapan, dan h-3 bulan itu harus udah persiapan apply pekerjaan. Literally tiap hari harus di target mau berapa perusahaan yang kalian mau daftar kerja disitu. Bukan pas kita udah kelar skripsi, lulus baru daftar dan mencari pekerjaan. Kalo ntar dapet panggilan interview sedang kalian masih ribet dengan skripsi, kalian setidaknya sudah punya rencana mau lulus kapan. Dengan kepercayaan diri seperti itu, perusahaan pasti mempertimbangkan kok. Kalo misal gagal harus dicoba lagi. Semakin banyak ditempa akan semakin kuat mental kita.----------------------------------------------------------------
P.S.
Apakah IPK penting?
Ini yang sering menjadi pertanyaan-pertanyaan mahasiswa. Ada banyak yang gembar gembor IPK itu ga penting, ada juga yang ketakutan bilang IPK itu penting.
Menurut gue?
IPK itu sebagai gerbang awal ekspektasi perusahaan ke kalian. Sama hal nya dengan buku, orang pasti ngelihat sampulnya dulu, disinilah IPK berperan.
Tapi, perusahaan pastinya mempertimbangkan hal-hal lainnya juga. Pas gue ngobrol sama CEO gue tentang pekerjaan gue sekarang ini, gue disuruh bawa CV sama transkrip nilai. Gue melihat bahwa CEO gue sebenernya ngelihat gue dari softskill, kegigihan dan kemauan gue untuk berkembang. Ketika dia ngelihat transkrip nilai gue dan bilang "Wah, selamat ya, lo cumlaude!" sambil berjabat tangan penuh semangat, gue ngelihat wajah CEO gue berbinar seneng. Disitulah dimana gue juga harus bisa bertanggung jawab dengan nilai yang gue dapet selama perkuliahan itu. Dengan ekspektasi tinggi yang muncul, akan semakin besar juga tanggung jawab kalian. Poinnya ada di tanggung jawab.
Mungkin segitu dulu yaa sharing dari gue. Sebenernya dari semua itu tetep rejeki Allah yang mengatur. Poin-poin diatas adalah bentuk ikhtiar yang harus dilakuin semaksimal mungkin. Jangan patah semangat kalau memang nggak sesuai rencana, karna sebenernya perencana terbaik ya cuma Allah. Kalo ditolak 1-2 perusahaan jangan langsung nyerah. Buktiin kalo kamu punya potensi dan bakat dengan perjuangan, semangat dan juga kerja keras. Perusahaan yang tepat dengan posisi yang sesuai potensi dan minat kamu sudah menunggu diluar sana!
Kalian yang freshgraduate atau mahasiswa coba ceritain pengalaman kamu di kolom komentar yaa. Siapa tahu kita bisa diskusi dan bertukar pikiran!~
Good luck.