Halo Sobat Micin sekalian!
Anyway, postingan kali ini adalah lanjutan dari blogpost minggu lalu.
[ Baca Lainnya: CARA NGATUR KEUANGAN ALA ANAK KOSAN (MAHASISWA DAN KARYAWAN) ]
Gue juga sempet sharing di instagram story tentang bahasan ini (bisa lihat disini).
Nyookk kita mulai...
Intermezzo sedikit, gue amat terharu atas antusiasme kalian pas diskusi minggu lalu soal ngatur duit. Tak menyangka meskipun gue cuma sharing pengalamaan pribadi, jadi banyak yang nanya-nanya dan diskusi lebih lanjut di DM. Sampe ada beberapa yang jadi curhat buat bisa ngatur duit biar bisa nikah beberapa tahun lagi.
Nah, kali ini karena lumayan banyak (83% hasil polling) yang pengen gue sharing soal investasi, maka dimulai saja yaa..
Sekali lagi gue mau menegaskan bahwa sharing ini hanya bertujuan untuk bahan diskusi dan semuanya hanya berdasarkan pengalaman praktikal gue berinvestasi. Diriku ini bukanlah Certified Financial Planner (CFP), yang mana masih otw, katakan Amiinnn sekali lagi wkwk,
Jadi kalo kalian minta pendapat dan bertanya lebih mendalam, gue hanya bisa memberi jawaban sesuai pengalaman aja yaa.
Gue nggak akan menyebutkan merk dan produk investasi yang gue ambil secara gamblang untuk menghindari kejadian tidak diinginkan. Untuk lebih lengkapnya nanti bisa by DM aja. Dan gue nggak bertanggung jawab atas kerugian yang (mungkin) bisa dialami karna invest di produk yg sama dengan yg gue ambil. Karena keputusan dan tujuan investasi orang akan berbeda. Ditanggung sendiri.
Baiklah kita mulai.
Coba, buat pemanasan, kalo menurut kalian sendiri investasi itu apa sih?
Bisa komen dibawah yaaakkk...
Oke,
Kita samain persepsi dulu, kalau dari yang gue pelajari di Finansialku (kantor tempat gue kerja), investasi itu kayak maps. Google maps, waze, gojek, grab apapun yang ada maps nya.
Investasi itu seperti kendaraan yang kamu naikin dari titik A ke titik B. Dari keadaan kamu sekarang menuju tujuan keuangan yang ingin kamu capai.
Poinnya: kita sebagai yg naik kendaraan pengennya cepet sampe tujuan, dengan aman nyaman, cepat sampai tujuan. Cari jalannya yang nggak macet.
Pasti akan banyak pilihan kendaraan yang bisa kalian pakai.
Coba misalnya kalian pengen pergi dari Jakarta ke Bandung. Pilihan kendaraannya kan ada banyak.
Ada bis, travel, kereta, ojek, pesawat, jalan kaki, grabwheel, buroq.
Nah, dari pilihan kendaraan yang ada, tentu kalian akan menimbang-nimban mana yaa yang sekiranya paling aman buat kamu pun bisa cepet nyampenya.
Tapi yang perlu kalian ingat, sebelum kalian sibuk menimbang dan memilih kendaraan apa yang kira-kira tepat untuk kalian pilih, kalian harus punya dulu TUJUANNYA KEMANA (rencana keuangannya gimana), baru deh milih-milih kendaraan yang cocok (produk investasinya).
Coba bayangin, kalian udah sibuk milih kendaraannya, tapi pas buroqnya dateng ditanyain, "Mau kemana?" jawabnya "Liat ntar aja deh" apalagi kalo "Jalanin dulu aja deh" yaaaaa. Gajelas!
Coba, disini dah pada tau belum tujuan keuangannya apa?
Produk investasi tuh sebenenrya ada banyaakk banget macemnya.
Ada SBN (Surat Berharga Negara), P2P Lending, Saham, Reksadana, Emas, dll
Nah, yang gue pilih saat ini adalah investasi di reksadana. Kenapa?
Tapi semudah apapun invest di reksadana, kita juga harus pinter-pinter untuk memilih produk yang cocok sebagai kendaraan menuju tujuan keuangan yang udah gue bilang tadi. Ada beberapa indikator yang harus diperhatikan.
Kalo invest reksadan itu dimana sih?
ah, kalo saham kan di sekuritas, emas bisa di antam/platform Online lain, nah kalo reksadana ini ada yang namanya APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana)
Nah, APERD ini ada uang offline kayak bank, perusaahaan manajer investasi. Ada juga yang online kayak tanamduit, bareksa, ... dll
Jangan lupa, platform online keungan gitu-gitu kalian harus milih yg udah diawasi OJK yaa. Ini penting banget.
Nah, reksadana pun itu ada banyak jenisnya. Nggak banyak sih, cuma 4. Jadi enaknya ngomong reksadana tuh kayak kue gitu. Kayak markobar deh enaknya kalo ngebayangin. Ada berapa persen dari markobar yang rasanya coklat, sisanya rasa stoberi. Coba gue bantu jabarin masing-masing jenis yaa,
1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
Untuk investasi tujuan jangka pendek, resikonya relatif kecil. Isi portonya 100% berupa efek Pasar Uang, termasuk instrumen hutang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Contohnya, Deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi baik korporasi maupun pemerintah yang waktu jatuh temponya kurang dari 1 tahun.Produk ini cocok untuk tujuan keuangan 1-3th
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
Ini returnnya lebih besar dari RDPU dengan resiko nggak sebesar saham. Isi portofolionya obligasi sama pasar uang. Produk ini cocok untuk tujuan keuangan 3th
3. Reksa Dana Campuran (RDC)
Ini returnnya juga lebih besar dari RDPU dengan resiko nggak sebesar saham. Isi portofolionya saham, obligasi, sama PU. Disini ada obligasi buat mengimbang fluktuasi saham. Produk ini cocok untuk tujuan keuangan 3th
4. Reksa Dana Saham (RDS)
Ini returnnya besar tapi diiringi juga sama risikonya yg besar. Isi portofolionya saham sama obligasi.
Produk ini cocok untuk tujuan keuangan lebih dari 5th.
Btw, itu kok ada Reksadana Saham yaa? Emang apa bedanya sama saham?
Ini yang sering ditanyain sih. Gue pun awalnya juga punya pertanyaan yg sama wkwk
Jadi di Reksa Dana Saham ini kumpulan beberapa saham yang dikelola sama Manajer Investasi. Enaknya reksadana saham, kita nggak perlu bingung milih saham mana yang bagus karena udah ada MI yang ngurusin.
Kalo kita megang saham sendiri kan kita harus bener-bener milih mana ya saham yang bagus. Ngecekin laporan keuangan perusahaannya, apakah perusahaan ini bagus untuk dibeli sahamnya, dsb.
Disini gue bukan yang pro reksadana garis keras daripada saham/lainnya ya. Gue juga berniat untuk invest di saham dan emas kok.
Notes:
Gue tuh kadang suka sebel sama orang yang jualannya saham terus jelek-jelekin produk lainnya, contohnya reksadana. Pun sebaliknya, jualan reksadana dan dia jelekin saham atau produk investasi lainnya. Masalahnya ngejelek-jelekinnya sampe ngejatuhin gitu.
Kembali lagi, gue mah tetep nyocokin sama tujuan keuangan gue pribadi. Ada yang cocok gue kasih ke reksadana. Kalo nantinya ada yang cocok diinvest di tempat lain, ya nggak menutup kemungkinan. Pemilihan produk investasi pun harus disesuaikan dengan profil resiko masing-masing orang juga. Nggak memaksa orang yang konservatif (sebutan investor yang dia lebih nyaman berinvestasi dengan risiko yang rendah) untuk ambil investasi yang punya risiko tinggi. Pun sebaliknya.
Oh iyaa,
Reksadana juga ada yang syariah kok guys. Gue pun ambil yang itu. Tergantung preferensi masing-masing sih kalo ini.
Btw btw..
Reksadana kan ada manajer investasi tuh, berarti harus bayar dia dong? Mahal ah! Harus bagi-bagi.
Nah, itulah gunanya kita baca dokumen yang dilampirkan di masing-masing produk reksadana alias Fundfact Sheet. Nah, di Fundsheet itu biasanya ada informasi management fee sama biaya administrasi bank. Kalian bisa mencari yang paling sesuai dengan kalian.
Nanti pas kalian milih milih produk juga akan ada informasi kayak NAB, YTD, Standar deviation, Beta, AUM, Prospektus, FundFact Sheet, Prospektus, dll. Ini juga harus diperhatikan.
Bentar, kalo gue invest ke manajer investasi terus kalo dibawa kabur duit ku gimana dooonggg
Tenang, si manager investasi ini nggak bawa duit kalian langsung kok. Jadi duitnya ditaro di pihak ke 3 yaitu bank. Namanya bank kustodian. Nah, mangkanya ada biaya admnistrasi bank itu tadi. Kebanyakan nggak sampe 0,3%, yang 0,1% juga ada. Management feenya macem-macem si, setau gue yg max 3%. Tapi ada yg cuma 1% juga.
Itu intermezzo dikit soal reksadana yaa. Nah yang secara teori dan praktek yang gue pahami sejauh ini masih investasi reksadana. Untuk saham gue cuma sedikit tahu soal teorinya aja. Jadi gue nggak bisa jelasin lebih lengkapnya. Kalo kalian ada yang pengen ditanyai terkait saham, kalo gue masih bisa secara teori nanti gue coba jawab yaa.
Untuk investasi lainnya juga kalo misal ada yg pengen ditanyain juga boleh. Kemaren juga ada yg sempet nanya emas ke gue. Gue bantu jawab sebisa gue aja. Diskuusi sehat sangat dibuka..
Yang soal Reksadana pun kalo masih ada yg bingung juga bisa ditanyain yaa.
Mungkin itu aja sharing gue kali ini, guys. Btw, kalau ada bahasan lain yang pengen kalian request juga boleh ya, kolom komentar dibawah akan sangat terbuka lebar. Nggak harus soal keuangan juga boleh.
Baiklah, sekian diskusi kali ini.
Buat yang pengen sharing lebih lanjut bisa by DM/chat personal.
Kalo mau ada pertanyaan juga sokk. Kali aja ada yang miss dan belum jelas di bahasan sebelumnya
Ini pure dari pengalaman gue aja yaa.
Sekali lagi, gue bukan ahli/expertnya dibidang keuangan. Bukan Certified Financial Planner juga Tapi apasalahnya kalian katakan "Ammiinnn" sekali lagi wkwkwk
Semoga bisa jadi insight baru buat kalian yaa..
Happy weekend all~
Anyway, postingan kali ini adalah lanjutan dari blogpost minggu lalu.
[ Baca Lainnya: CARA NGATUR KEUANGAN ALA ANAK KOSAN (MAHASISWA DAN KARYAWAN) ]
Gue juga sempet sharing di instagram story tentang bahasan ini (bisa lihat disini).
Nyookk kita mulai...
Intermezzo sedikit, gue amat terharu atas antusiasme kalian pas diskusi minggu lalu soal ngatur duit. Tak menyangka meskipun gue cuma sharing pengalamaan pribadi, jadi banyak yang nanya-nanya dan diskusi lebih lanjut di DM. Sampe ada beberapa yang jadi curhat buat bisa ngatur duit biar bisa nikah beberapa tahun lagi.
Nah, kali ini karena lumayan banyak (83% hasil polling) yang pengen gue sharing soal investasi, maka dimulai saja yaa..
Sekali lagi gue mau menegaskan bahwa sharing ini hanya bertujuan untuk bahan diskusi dan semuanya hanya berdasarkan pengalaman praktikal gue berinvestasi. Diriku ini bukanlah Certified Financial Planner (CFP), yang mana masih otw, katakan Amiinnn sekali lagi wkwk,
Jadi kalo kalian minta pendapat dan bertanya lebih mendalam, gue hanya bisa memberi jawaban sesuai pengalaman aja yaa.
Gue nggak akan menyebutkan merk dan produk investasi yang gue ambil secara gamblang untuk menghindari kejadian tidak diinginkan. Untuk lebih lengkapnya nanti bisa by DM aja. Dan gue nggak bertanggung jawab atas kerugian yang (mungkin) bisa dialami karna invest di produk yg sama dengan yg gue ambil. Karena keputusan dan tujuan investasi orang akan berbeda. Ditanggung sendiri.
Baiklah kita mulai.
Coba, buat pemanasan, kalo menurut kalian sendiri investasi itu apa sih?
Bisa komen dibawah yaaakkk...
Oke,
Kita samain persepsi dulu, kalau dari yang gue pelajari di Finansialku (kantor tempat gue kerja), investasi itu kayak maps. Google maps, waze, gojek, grab apapun yang ada maps nya.
Investasi itu seperti kendaraan yang kamu naikin dari titik A ke titik B. Dari keadaan kamu sekarang menuju tujuan keuangan yang ingin kamu capai.
Poinnya: kita sebagai yg naik kendaraan pengennya cepet sampe tujuan, dengan aman nyaman, cepat sampai tujuan. Cari jalannya yang nggak macet.
Pasti akan banyak pilihan kendaraan yang bisa kalian pakai.
Coba misalnya kalian pengen pergi dari Jakarta ke Bandung. Pilihan kendaraannya kan ada banyak.
Ada bis, travel, kereta, ojek, pesawat, jalan kaki, grabwheel, buroq.
Nah, dari pilihan kendaraan yang ada, tentu kalian akan menimbang-nimban mana yaa yang sekiranya paling aman buat kamu pun bisa cepet nyampenya.
Tapi yang perlu kalian ingat, sebelum kalian sibuk menimbang dan memilih kendaraan apa yang kira-kira tepat untuk kalian pilih, kalian harus punya dulu TUJUANNYA KEMANA (rencana keuangannya gimana), baru deh milih-milih kendaraan yang cocok (produk investasinya).
Coba bayangin, kalian udah sibuk milih kendaraannya, tapi pas buroqnya dateng ditanyain, "Mau kemana?" jawabnya "Liat ntar aja deh" apalagi kalo "Jalanin dulu aja deh" yaaaaa. Gajelas!
Coba, disini dah pada tau belum tujuan keuangannya apa?
Produk investasi tuh sebenenrya ada banyaakk banget macemnya.
Ada SBN (Surat Berharga Negara), P2P Lending, Saham, Reksadana, Emas, dll
Nah, yang gue pilih saat ini adalah investasi di reksadana. Kenapa?
- Masih belum berani di saham untuk saat ini, kemungkinan tahun ini udah mulai mencoba praktiknya. Sekarang masih membanding-badingkan sekuritas yang sekiranya cocok buat gue, sambil nambah ilmu juga di webinar sama online course saham.
- Lebih mudah bagi pemula yg baru mencoba investasi. Setidaknya untuk menumbuhkan mental berinvestasi (ini penting). Dengan reksada investor nggak perlu mengelola uang sendiri karena ada yang namanya Manajer Investasi (Baca-baca dulu aja di internet soal reksadana yaa. Gue ga mau menjelaskan secara detail disini. Budayakan membaca dan mencari tau)
- Mudah untuk pencairannya. Bisa beli dengan cepat dan jual cepat juga. Jadi cocok buat nyimpen dana darurat. Dan di APERD sekarang kebayanyakan ga ditarikin biaya beli, biaya jual, biaya switching.
- Reksadana bukan objek pajak. Penghasilan reksadana yang bukan termasuk objek pajak diatur dalam Undang-Undang perpajakan dan pasar modal yaitu Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 3 Poin (i) selengkapnya google sendiri yeee.
- Bisa invest mulai 100.000 (ada yang mulai 10.000 aja). Jadi bisa banget buat yang masih mahasiswa pun. Kalo buat yang udah kerja sih invest jangan cuma segitu wkwk
- dll.
Tapi semudah apapun invest di reksadana, kita juga harus pinter-pinter untuk memilih produk yang cocok sebagai kendaraan menuju tujuan keuangan yang udah gue bilang tadi. Ada beberapa indikator yang harus diperhatikan.
Kalo invest reksadan itu dimana sih?
ah, kalo saham kan di sekuritas, emas bisa di antam/platform Online lain, nah kalo reksadana ini ada yang namanya APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana)
Nah, APERD ini ada uang offline kayak bank, perusaahaan manajer investasi. Ada juga yang online kayak tanamduit, bareksa, ... dll
Jangan lupa, platform online keungan gitu-gitu kalian harus milih yg udah diawasi OJK yaa. Ini penting banget.
Nah, reksadana pun itu ada banyak jenisnya. Nggak banyak sih, cuma 4. Jadi enaknya ngomong reksadana tuh kayak kue gitu. Kayak markobar deh enaknya kalo ngebayangin. Ada berapa persen dari markobar yang rasanya coklat, sisanya rasa stoberi. Coba gue bantu jabarin masing-masing jenis yaa,
1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
Untuk investasi tujuan jangka pendek, resikonya relatif kecil. Isi portonya 100% berupa efek Pasar Uang, termasuk instrumen hutang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Contohnya, Deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi baik korporasi maupun pemerintah yang waktu jatuh temponya kurang dari 1 tahun.Produk ini cocok untuk tujuan keuangan 1-3th
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
Ini returnnya lebih besar dari RDPU dengan resiko nggak sebesar saham. Isi portofolionya obligasi sama pasar uang. Produk ini cocok untuk tujuan keuangan 3th
3. Reksa Dana Campuran (RDC)
Ini returnnya juga lebih besar dari RDPU dengan resiko nggak sebesar saham. Isi portofolionya saham, obligasi, sama PU. Disini ada obligasi buat mengimbang fluktuasi saham. Produk ini cocok untuk tujuan keuangan 3th
4. Reksa Dana Saham (RDS)
Ini returnnya besar tapi diiringi juga sama risikonya yg besar. Isi portofolionya saham sama obligasi.
Produk ini cocok untuk tujuan keuangan lebih dari 5th.
Btw, itu kok ada Reksadana Saham yaa? Emang apa bedanya sama saham?
Ini yang sering ditanyain sih. Gue pun awalnya juga punya pertanyaan yg sama wkwk
Jadi di Reksa Dana Saham ini kumpulan beberapa saham yang dikelola sama Manajer Investasi. Enaknya reksadana saham, kita nggak perlu bingung milih saham mana yang bagus karena udah ada MI yang ngurusin.
Kalo kita megang saham sendiri kan kita harus bener-bener milih mana ya saham yang bagus. Ngecekin laporan keuangan perusahaannya, apakah perusahaan ini bagus untuk dibeli sahamnya, dsb.
Disini gue bukan yang pro reksadana garis keras daripada saham/lainnya ya. Gue juga berniat untuk invest di saham dan emas kok.
Notes:
Gue tuh kadang suka sebel sama orang yang jualannya saham terus jelek-jelekin produk lainnya, contohnya reksadana. Pun sebaliknya, jualan reksadana dan dia jelekin saham atau produk investasi lainnya. Masalahnya ngejelek-jelekinnya sampe ngejatuhin gitu.
Kembali lagi, gue mah tetep nyocokin sama tujuan keuangan gue pribadi. Ada yang cocok gue kasih ke reksadana. Kalo nantinya ada yang cocok diinvest di tempat lain, ya nggak menutup kemungkinan. Pemilihan produk investasi pun harus disesuaikan dengan profil resiko masing-masing orang juga. Nggak memaksa orang yang konservatif (sebutan investor yang dia lebih nyaman berinvestasi dengan risiko yang rendah) untuk ambil investasi yang punya risiko tinggi. Pun sebaliknya.
Oh iyaa,
Reksadana juga ada yang syariah kok guys. Gue pun ambil yang itu. Tergantung preferensi masing-masing sih kalo ini.
Btw btw..
Reksadana kan ada manajer investasi tuh, berarti harus bayar dia dong? Mahal ah! Harus bagi-bagi.
Nah, itulah gunanya kita baca dokumen yang dilampirkan di masing-masing produk reksadana alias Fundfact Sheet. Nah, di Fundsheet itu biasanya ada informasi management fee sama biaya administrasi bank. Kalian bisa mencari yang paling sesuai dengan kalian.
Nanti pas kalian milih milih produk juga akan ada informasi kayak NAB, YTD, Standar deviation, Beta, AUM, Prospektus, FundFact Sheet, Prospektus, dll. Ini juga harus diperhatikan.
Bentar, kalo gue invest ke manajer investasi terus kalo dibawa kabur duit ku gimana dooonggg
Tenang, si manager investasi ini nggak bawa duit kalian langsung kok. Jadi duitnya ditaro di pihak ke 3 yaitu bank. Namanya bank kustodian. Nah, mangkanya ada biaya admnistrasi bank itu tadi. Kebanyakan nggak sampe 0,3%, yang 0,1% juga ada. Management feenya macem-macem si, setau gue yg max 3%. Tapi ada yg cuma 1% juga.
Itu intermezzo dikit soal reksadana yaa. Nah yang secara teori dan praktek yang gue pahami sejauh ini masih investasi reksadana. Untuk saham gue cuma sedikit tahu soal teorinya aja. Jadi gue nggak bisa jelasin lebih lengkapnya. Kalo kalian ada yang pengen ditanyai terkait saham, kalo gue masih bisa secara teori nanti gue coba jawab yaa.
Untuk investasi lainnya juga kalo misal ada yg pengen ditanyain juga boleh. Kemaren juga ada yg sempet nanya emas ke gue. Gue bantu jawab sebisa gue aja. Diskuusi sehat sangat dibuka..
Yang soal Reksadana pun kalo masih ada yg bingung juga bisa ditanyain yaa.
Mungkin itu aja sharing gue kali ini, guys. Btw, kalau ada bahasan lain yang pengen kalian request juga boleh ya, kolom komentar dibawah akan sangat terbuka lebar. Nggak harus soal keuangan juga boleh.
Baiklah, sekian diskusi kali ini.
Buat yang pengen sharing lebih lanjut bisa by DM/chat personal.
Kalo mau ada pertanyaan juga sokk. Kali aja ada yang miss dan belum jelas di bahasan sebelumnya
Ini pure dari pengalaman gue aja yaa.
Sekali lagi, gue bukan ahli/expertnya dibidang keuangan. Bukan Certified Financial Planner juga Tapi apasalahnya kalian katakan "Ammiinnn" sekali lagi wkwkwk
Semoga bisa jadi insight baru buat kalian yaa..
Happy weekend all~