Alan Turing: Pahlawan IT di Perang Dunia II

By chikitadinda - 07.00


Alesan gue pengen nulis artikel ini sebenarnya muncul saat berlangsung kelas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen semester lalu. Ketika Bapak dosen nanya ke temen-temen, "Ada yang tahu Alan Turing?" dan dari empat-puluh-mahasiswa yang ada di dalam kelas (seinget gue) cuma dua orang yang jawab tahu. Yaitu gue sama Gilar, yang gue tahu memang doi banyak banget pengetahuan umumnya.

Bukannya apa-apa, tapi kurasa tingkat kepedulian generasi muda terhadap sejarah emang kurang sih, yang gue tahu ya. Anak muda cenderung males untuk baca biografi seseorang karena dianggep ngebosenin.

Padahal, lebih dari itu, gue menyadari bahwa dari biografi dan cerita pengalaman yang pernah dialami seseorang, bagaimana dia menghadapi situasi yang dialami, apa keputusan yang dia ambil, dapat jadi pelajaran supaya kita nggak terjebak dalam keputusan yang sama (atau setidaknya bisa buat pembelajaran).

Kalian tahu nggak kenapa Soekarno bisa melakukan Revolusi?
Ya karena dia berani. Dan dia banyak baca buku –mangkanya dia cerdas. Satu lagi: dia suka sekali belajar sejarah.

Nangkep yang gue maksud nggak?

Gini,
Misal si A pernah ngalamin ditinggalin gebetan sebelum pacaran. Usut-punya-usut, ternyata gebetannya ternyata nggak suka cowok yang bertele-tele, nggak to the point. Nah cowok lain bisa belajar nih, kalo suatu saat mau ngedeketin cewek itu, doi jadi mengurangi probabilitas untuk salah karna udah tau dari pengalaman si A.
Itulah sebenarnya ilmu dasar kita menjadi seorang leader yang memang butuh untuk mengambil keputusan serta 'meramal' masa depan. Gue teringat dosen ganteng idola gue, Pak Ari Darmawan pernah ngomong gitu di kelas. HAHAHA

Balik lagi ke Alan Turing.
Mungkin bagi kalian yang tertarik sama kriptografi dan tema detektif, agen rahasia, hacking atau yang suka main kode-kodean sama gebetan, akan tertarik sama kisah hidup dia. Dan bagi yang lebih suka visual, akan sangat senang karena ceritanya di abadikan dalam sebuah film berjudul "The Imitation Game". Apalagi yang berperan jadi Alan Turing si Benedict Cumberbatch, idola gue:").

Film adaptasi sejarah Perang Dunia II yang  dapet 7 nominasi dan 1 piala Oscar ini mengisahkan sepenggal kehidupan Alan Turing, seorang pahlawan Perang Dunia yang namanya sempat disamarkan dalam sejarah, sekaligus bapak dari computer science dan artificial intelligence alias AI.




Di tulisan ini gue sebisa mungkin mau nyeritain siapa si Alan Turing ini dan bisa menjadi salah satu pengetahuan baru buat kalian semua. Terlepas dari itu, gue sadar bahwa nggak mungkin untuk merangkum seluruh kehidupan seseorang, apalagi seorang Alan Turing, hanya dalam sebuah artikel. Untuk itu, gue harap kalian yang baca maklum kalo ada banyak kisah yang nggak sempat diceritain/kelewatan.

Di tulisan ini, tujuan gue sebenarnya adalah untuk mengenalkan kembali sosok Alan Turing di kalangan para muda-mudi, temen-temen sekalian, agar dia bisa kembali jadi tokoh yang menginspirasi kita dalam kehidupan kita sebagai pribadi, sebagai intelektual muda, dan sebagai calon penggerak roda negeri ini di masa depan. Terlepas dari kontroversi yang ada dalam hidupnya.

Masa Kecil-Remaja (1912 - 1930)

Alan Mathison Turing, atau biasa dikenal Alan Turing, dilahirkan di London pada tanggal 23 Juni 1912. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Julius Mathison Turing dan Ethel Sara Stoney, dan  memiliki seorang kakak laki-laki bernama John. F Turing.

Ayahnya bekerja sebagai pegawai pelayanan sipil di India ketika India masih dalam penjajahan Inggris. Ibunya sendiri merupakan anak dari pegawai kereta api. Ketika mengandung Alan Turing, orang tuanya menghendaki agar Alan Turing lahir di Inggris oleh karena itu mereka kemudian kembali ke Inggris.

Saat Turing berusia enam tahun, dia masuk ke sekolah dasar St. Michael dan di sekolah itu dia mulai menunjukan kejeniusannya dan membuat kepala sekolahnya kagum. Bahkan, saat usia remaja, ia sudah banyak membaca karya-karya dari Albert Einstein dan akhirnya memutuskan minatnya dibidang Matematika dan Sains.

Tahun 1926, Turing kemudian masuk di Sherbone School. Dia memasuki form 6 di Sherborne dan berteman baik sama Christopher Morcom, anak berbakat lainnya yang juga menyukai Matematika dan Sains. Di filmnya, dikisahin si Alan memang ada-sedikit-hubungan-lain sama si Christopher ini. Mungkin semacam bromance tapi kelewat batas. Karna si Alan kelihatan sangat introvert dan emang nggak punya temen selain si Christopher ini.

Tapi sedihnya, waktu mereka berdua mendaftar ke Universitas, Christopher tiba-tiba meninggal dunia. Si Alan galau banget karena emang Christopher satu-satunya temen yang dia punya. Sangking deketnya mereka berdua, mereka sampe punya sandi rahasia sendiri kalo ngobrol. Mereka sering surat-suratan via kertas pas lagi kelas dengan sandi yang mereka punya itu. Jadi kadang pas ketauan guru dia lagi ngobrolin apa, nggak bakal kena marah dan dihukum.


Masa Muda dan Berperan Penting di Perang Dunia II (1931 - 1950)

Lulus dari Sherbone School, Alan Turing kemudian melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Cambridge University di jurusan Matematika dimana ia terpengaruh tulisan Von Neumann, Russell dan Whitehead mengenai Matematika dan Sains. Alan menjadi sangat tertarik dengan karya Albert Einstein dan mampu mengembangkan pekerjaan yang dilakukan oleh Einstein berdasarkan sebuah pertanyaan tentang Hukum Gerak Newton.

Dan di tahun 1930, Alan Turing berhasil membuat sebuah mesin bernama 'Turing Machine' atau Mesin Turing yaitu sebuah mesin yang dapat menjalankan sekumpulan perintah sederhana yang kemudian menjadi cikal bakal dari komputer modern saat ini.

Dikutip dari buku The History of Psychology karya George Boerre, mesin buatan Turing ini merupakan sebuah alat yang mampu mengubah dan memanipulasi basic simbol abstrak. Mesinnya ini dalemnya ada pita yang bisa buat baca dan nulis simbol di pita mesinnya, dan juga pitanya bisa dijadiin tempat penyimpanan. Tapi, lebih dari itu, Mesin Turing ini nggak terbatas pada operasi push dan pop ketika mengakses media penyimpanannya, dia juga nyiptain konsep-konsep ilmu komputer walaupun ketika itu masih belum dikenal.

Di tahun 1934, Alan Turing lulus dari Cambridge University dan berkat kecerdasan dan juga prestasinya, ia kemudian dapet beasiswa dari Universitas Princeton di Amerika Serikat untuk menempuh gelar doktornnya dan berhasil menyelesaikannya di tahun 1936.

Setelah selesai menempuh pendidikannya, Alan Turing kemudian kembali ke Inggris dan bekerja di Departemen Komunikasi Britania Raya. Ketika Perang Dunia II berkecamuk tahun 1939 hingga 1945, ia ditugaskan untuk memecahkan informasi yang terdapat di mesin Enigma (Mesin Enkripsi) buatan Nazi Jerman.

Nggak butuh waktu lama, Turing berhasil memecahkan kode-kode yang ada dalam mesin Enigma dengan membuat sebuah mesin pemecah kode (code breaker) Enigma yang diberi nama 'The Bombe' yang di ciptakan pada tahun 1939. Di film-nya mesinnya dinamain 'Cristopher'. Mungkin biar ada sedikit sentuhan dramanya kali ya. Mesin inilah yang kemudian jadi pioner awal menuju era komputer digital.

Adanya mesin pemecah kode yang Turing buat ini sangat berdampak bagi berlangsungnya Perang Dunia II. The Bombe memainkan peran penting dalam menguraikan pesan yang dienkripsi oleh mesin Enigma Jerman. Mesin ini berhasil menterjemahkan pesan berisi data intelijen penting bagi Sekutu sehingga dapat mengetahui pesan rahasia yang diberikan setiap hari. Berkat temuannya, Turing berhasil memperpendek usia Perang Dunia II selama dua tahun dan menyelamatkan lebih banyak nyawa dari siapa pun di Perang Dunia II ini.
Jasanya yang sangat besar bagi negaranya membuat ia kemudian dianugerahi OBE sebagai pahlawan perang.

Usai perang dunia, Turing kemudian menerbitkan sebuah paper ilmiah yang berjudul 'Computing Machinery and Intelligence'. Dalam tulisannya itu dia mengajukan sebuah metode apakah sebuah mesin juga memiliki 'Artificial Intelligence' layaknya otak manusia yang kemudian usulannya tersebut dikenal dengan nama 'Tes Turing'.

Selama hidupnya, Turing berusaha keras agar mesin ciptaannya yaitu Mesin Turing dapat menjadi mesin komputer otomatis di National Physical Laboratory namun sayangnya hal tersebut nggak pernah tercapai. Ia kemudian pindah ke University of Manchester dan kemudian disana ia membuat panduan untuk mesin komputer otomatis MADAM (Manchester Automatic Digital Machine).

Akhir Hidup dan Bagaimana Alan Turing Dikenang (1952 - 1954)

Kemudian di 1954, Alan Turing mendapatkan masalah. Ia ditangkap polisi setempat dengan tuduhan melakukan hubungan seksual dengan seorang pemuda dimana hal tersebut dilarang di Inggris. Turing kemudian dihukum dengan perawatan kimia -yang artinya mengebirinya secara kimiawi, dengan disuntik estrogen dengan tujuan menetralisasi hormonnya sebagai alternatif pemenjaraan. Kala itu diyakini hormon wanita sanggup menekan nafsu homoseksual. Tapi hormon yg sama juga menumbuhkan ciri-ciri fisik wanita sehingga ia jadi stres berat.

Akibat peristiwa tersebut, reputasinya menjadi hancur. Ia kemudian kehilangan pekerjaannya setelah banyaknya tekanan dari publik sebab diketahui sebagai seorang homoseksual. Tekanan yang terus menerus dari publik membuat Turing kemudian memutuskan untuk bunuh diri dengan memakan apel yang mengandung racun sianida di rumah yang berada di wilayah Wislow, Inggris pada tanggal 7 juni 1954.

Kelakuannya sebagai homoseksual membuat kerajaan Inggris tidak memberikan pengampunan meskipun reputasinya sebagai pahlawan perang dan seorang ilmuwan yang terkenal di Inggris. Baru pada tahun 2013, Ratu Elizabeth mengampuni dirinya setelah kematiannya 60 tahun yang lalu. Terlepas dari prilaku Alan Turing, sampai saat ini ia dikenal sebagai tokoh penting dalam perkembangan komputer digital dan ilmu komputer sehingga ia dijuluki sebagai 'Bapak Ilmu Komputer'.

"We can see a short distance ahead, but we can see plenty there that needs to be done." -Alan Turing.


---------------------------------
Itulah sepenggal kisah tentang Alan Turing. Semoga kehidupan dan perjuangannya bisa menjadi sumber inspirasi bagi kalian semua. Bagi gue pribadi, terlepas dari dia yang memiliki kelainan seksual, Alan Turing adalah sosok teladan yang paling unik. Dengan passion yang dia punya, ketertarikan yang mendalam tentang matematika dan sains, bisa menjadikan dia pahlawan perang dengan latar belakang yang dia miliki. Dan gue juga belajar untuk lebih objektif dalam menilai seseorang, bukan hanya menilai dari satu sisi saja, tapi harus juga menjamah sisi lainnya yang bisa jadi kita mendapat banyak pembelajaran lebih banyak.

Semoga semakin banyak anak muda Indonesia yang tahu, dan bisa mengambil pelajaran dari kisah hidupnya yang menarik!


  • Share:

You Might Also Like

0 comments