Dua Puluh Dua

By chikitadinda - 15.00

Selamat tanggal enam di bulan kedua tahun ini, diriku.

Gue sebenernya diumur segini udah mulai ngga membanggakan dan menunggu-nunggu hari ulang tahun gue sih. Gue ngga expect apa-apa misal ada temen yang inget pun itu yaudah gue ikut seneng, ternyata hal sekecil tanggal ulang tahun orang lain dia inget, gue appreciated itu. Misal mereka mendoakan gue juga berterimakasih dan mengaminkannya saja.

Tapi untuk pengaharapan sebuah doa, ucapan, kado-kado, gue sama sekali nggak mengharapkan itu. Sama sekali. Lagian, untuk doa gue bisa setiap hari memanjatkan doa ke Allah. Nggak harus nunggu satu tahun sekali, nunggu momen tepat di hari ulang tahun gue. Jika trmen-temen juga mau mendoakan gue, itupun nggak harus pas momen gue ulang tahun aja.


Untuk melakukan traktiran atau semacamnya, gue dulu mungkin pas jaman masih sekolah demen banget ngelakuin hal itu. Sampek nunggu-nunggu bangetm Ya, mungkin karna kurang teredukasi dan nggak sebegitunya paham soal budaya yang kadang ngga bermanfaat dan nggak tau asal-usulnya tapi main asal ikut-ikutan doang. Gue berharap, dengan gue nulis begini gue akan selalu inget bahwa bentuk-bentuk traktiran seperti itu sebenernya lebih baik gue alokasiin ke kegiatan yang lebih bermanfaat. Gue bisa bersedekah di hari-hari lain yang diutamain Allah seperti hari Jumat, atau hari Arofah, atau 10 hari awal Dzulhijjah.

Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikhhafidzahullahu Ta’ala berkata,

“Sesungguhnya hal itu (perayaan ulang tahun, tahun baru, dan sebagainya) adalah bid’ah yang tidak disyariatkan. Perayaan-perayaan itu hanyalah dibuat oleh manusia menurut hawa nafsu mereka. Berbagai macam perayaan (‘id) dan apa yang terdapat di dalamnya berupa rasa senang dan gembira, termasuk dalam bab ibadah. Maka tidak boleh mengada-adakan sesuatu apa pun di dalam ibadah, tidak (boleh) pula menetapkan dan meridhainya (tanpa ada dalil dari syariat, pen.).” (Al-Minzhaar, hal. 19)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang melakukan amal (ibadah) yang bukan berasal dari (ajaran) kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Dalam riwayat yang lain, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara baru dalam urusan (agama) kami, yang tidak ada asal usulnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Berbuat kebid’ahan bukan perkara yang remeh dan ringan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam pelakunya dengan neraka, sebagaimana sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ، إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. An-Nasa’i no. 1578, shahih)

Naudzubillahimindzalik.

Gue sebenernya masih dalam proses belajar juga. Gue bukan manusia yang paling bener paling tahu, tapi gue kepengen belajar, terutama untuk gue sendiri. Syukur-syukur dengan tulisan ini, bagi kalian yang membaca juga menjadi aware dan terketuk.

Kadang gue masih takut dikira ekstrim banget, gini aja ga boleh, gitu aja ga boleh. Ultah aja nggak boleh, apa-apa dibatasi. Apalagi omongan orang kalo dikira sok padahal pribadinya masih jauh dari kebaikan. Tapi sebenernya gue pengen belajar untuk mencintai agama gue, mencintai ajaran Nabi gue.

Semoga, di bertepatan umur gue yang berkurang satu tahun ini, gue menjadi semakin takut atas apa-apa yang gue lakukan. Gue harus lebih berpikir lagi untuk melakukan apa-apa yang seharusnya dilakukan dan ngga perlu gue lakukan. Tetap semangat dan nggak lepas untuk melakukan yang sunnah agar yang wajib juga nggak gugur.

Tetap menjadi orang yang humble, selalu berbuat baik, sopan, kalo ketawa nggak kenceng kenceng :(, dan semoga gue selalu didekatkan dengan orang-orang yang baik dan sholeh, dan keberkahan lainnya.

Amin.

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. bener mba, aku juga setuju dengan mba. karena sejatinya bertambah usia itu sebagai tolak ukur udah sejauh mana diri ini lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbaa, semoga kita selalu menjadi pribadi lebih baik setiap harinyaa yaa :")

      Hapus